20 Oktober 2009

Five Mind For The Future

Howard Gardner mengusulkan lima hal yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kompetisi pada masa yang akan datang, yaitu:
1.Discipline Mind: kemampuan seseorang dalam mendisiplinkan diri dalam hal waktu, ilmu, dsb.

2.Synthesizing Mind: kemampuan seseorang dalam mensintesa informasi/pengetahuan yang dimilikinya, sehingga akan melahirkan sesuatu yang baru seperti: Bioteknologi, Biokimia, dsb.

3.Creating Mind: kemampuan seseorang dalam berkreasi (kreativitas)

4.Respectful mind: kemampuan seseorang dalam menghormati atau menghargai orang lain, karena setiap orang memiliki kelebihan masing-masing.

5.Ethical Mind: kemampuan seseorang dalam memilah sesuatu yang sopan dan tidak sopan dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Change Management Begin With CRISIS

Siklus Sejarah:

Kejayaan maupun kehancuran adalah suatu siklus, dalam sejarah umat manusia tidak ada suatu kerajaan atau negara yang mendapatkan kejayaan selamanya, pasti ada suatu titik dimana kerajaan atau negara tersebut jatuh. Diantara pergiliran siklus itu, ada jembatan yang mengantarkannya yaitu Krisis.

Perubahan, baik dari kejayaan kepada kehancuran maupun sebaliknya adalah buah dari krisis. Kunci agar krisis itu bisa mengantarkan kepada keadaan yang lebih baik adalah dengan mengambil pelajaran dari siklus-siklus kejayaan dan kehancuran umat sebelumnya. Janganlah kita seperti cerita dalam kegenda The Boiled Frog yang pada awalnya terjebak dengan hangatnya air tempat ia berendam, namun lama kelamaan air tersebut menjadi panas dan membunuhnya.

Kemauan Melewati Krisis:

Kita harus mempunyai paradigma yang psotitif terhadap krisis, agar kita bisa menghadapinya dan meraih kesuksesan dibalik krisis tersebut. Kita juga harus menjadikan diri kita sebagai subyek dalam menghadapi krisis tersebut, bukan menjadi obyek krisis, dengan demikian diharapkan kita akan sukses menghadapinya. Kita juga harus mengelola krisis tersebut agar perubahannya menuju arah yang lebih baik. Hal inilah yang menjadikan Jepang, yang menjadi negara maju saat ini, karena mereka berhasil menjadikan krisis yang melanda negeri matahari tersebut ketika Amerika dan sekutunya melakukan pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki.

Bagaimana Krisis Terjadi:

Krisis adalah sebuah symptomp, keadaan dimana terbentuk jurang antara kenyataan dengan harapan. Krisis biasanya bermula dari pelanggaran atas aturan main.

Lapisan Masyarakat:

Pada umumnya masyarakat terdiri atas beberapa lapisan, yaitu:
1. Creative minority: lapisan ini adalah lapisan yang jumlahnya sedikit namun sangat menentukan. Lapisan ini mempunyai kekuatan dalam membuat keputusan, yang berada dalam lapisan ini adalah Top Management, politisi tingkat atas.
2. Grass root, adalah golongan bawah (alit), masyarakat kita pada umumnya (mayoritas) berada dalam lapisan ini. Kelompok masyarakat pada lapisan ini jumlahnya paling banyak, namun ia tidak memiliki kekuatan untuk melakukan perubahan seorang diri. Ia butuh orang yang dapat menyuarakan aspirasinya
3. Middle Class,. Jumlahnya tidak banyak, lapisan ini bisa menjadi kekuatan yang dapat menggerakkan grass root yang dapat mengubah kebijakan. Mungkin kita (mahasiswa UNJ) termasuk didalam kelompok ini.

Pembawa Perubahan:

Seperti apakah figur yang dapat membawa perubahan:
1. Master Crisis Manager, ia adalah seorang yang memiliki kompetensi dan menguasai keadaan krisis dan dapat membawa umat kepada jaln keluar. Dalam sejarah Islam, figur ini adalah Nabi Muhammad SAW yang telah dikirim oleh Allah SWT untuk membenahi kondisi kaum jahiliyah yang tidak memiliki aturan dan etika.
2. Perubahan selalu dimulai oleh kelompok kecil dalam masyarakat yang disebut creative minority
3. Middle Class, secara politik kelompok lapisan masyarakat ini adalah kekuatan laten. Ia memiliki kekuatan pendorong dan pendobrak yang dapat membawa aspirasi grass root sehingga secara efektif dapat mempengaruhi kebijakan nasional.

Ciri Subyek dalam Krisis/Perubahan adalah:

Adapun ciri-ciri pelaku atau subyek dalam perubahan adalah sebagai berikut:
1. Golongan yang relatif sedikit jumlahnya, namun memiliki pengaruh yang besar
2. Memiliki kekuatan intelektual dan material, ini adalah modal utama subyek pembawa perubahan
3. Tercerahkan, ia memiliki wawasan yang luas dan berpikir terbuka
4. Terorganisasi, ia adalah sebuah gerakan yang rapih, terorganisasi dengan baik

Modern Organization Peter Senge:

Berikut ini adalah hal-hal yang menjadi penghalang perubahan dalam organisasi:
1. I’m my position, penghambat perubahan adalah ketika seseorang sudah merasa nyaman dengan posisinya yang saat ini dia dapatkan. Ia sudah merasa nyaman dengan kondisinya saat ini dan enggan melakukan perubahan (status quo).
2. Enemy is out there, paradigma bahwa musuh selalu datang dari luar ini juga menjadi penghambat terjadinya perubahan. Ia menganggap bahwa musuh tidak mungkin berasal dari dalam dirinya, padahal musuh itu ada di dalam diri kita.
3. The Illusion of taking charge, adanya ilusi tanggung jawab
4. The fixation on events, terpaku atas kejayaan masa lalu, sehingga selalu membuat orang terlena pada kejayaannya itu dan tidak menyadari bahwa saat ini kondisinya sedang dalam keadaan terpuruk.
5. The parable of the boiled frog, sebagaimana cerita katak yang terebus air panas yang tidak menyadarinya pada saat awal
6. The delution of learning from experience, salah mengambil sikap atas kejadian yang pernah dialaminya pada masa lalu.
7. The myth of team management, paradigma apabila suatu kelompok mayoritas mengatakan benar maka ia menganggap bahwa keputusan yang buat oleh kelompoknya itu benar, padahal belum tentu. Diperlukan second opinion untuk membuktikan kebenaran tersebut. Untuk memulainya kita harus melakukan zero mind process agar kita bisa jernih dalam melihat/menerima masukan.

Orang Berkualitas Pembawa Perubahan;

Orang yang dapat membawa perubahan adalah orang yang berkualitas, terkadang kita melihat orang ini tidak memiliki kualitas untuk membawa perubahan dibandingkan dengan diri kita. Namun ternyata sebenarnya orang ini memiliki kualitas yang tinggi sehingga dapat melakukan perubahan,
Hikmah:

QS Ar Ra’d: 11
“Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum (bangsa) kecuali kaum itu sendiri mau mengubahnya”.

Mario teguh:
“Tetapkan diri Anda sebagai sahabat bagi kebaikan orang lain, dan lihat apa yang terjadi, baik diri kita maupun orang lain”.


http://www.ridwan-trainer.blogspot.com/

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku.

Karena inilah rahasia terbesar dari kesuksesan seluruh usaha. Otot dapat merobek pelindung dan bahkan menghancurkan kehidupan, namun hanya kekuatan cinta yang tak terlihatlah yang dapat membuka hati semua manusia. Sampai aku menguasai seni ini, aku akan tetap menjadi tidak lebih dari seorang penjaja keliling di pasar-pasar. Aku akan membuat cinta sebagai senjata terhebatku dan tidak seorangpun yang kupanggil dapat melawan kekuatannya.
Mereka dapat membantah pernyataanku; mereka boleh jadi tidak mempercayai perkataanku; mereka dapat saja tidak menyukai pakaianku; mereka dapat menolak wajahku; namun cintaku akan mencairkan seluruh jiwa layaknya mentari yang sinarnya melebutkan tanah lempung terdingin sekalipun.
Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku.
Dan bagaimana aku dapat melakukan ini? Mulai sekarang aku akan melihat segala sesuatu dengan cinta dan aku akan dilahirkan kembali. Aku akan mencintai matahari karena sinarnya menghangatkan tulang-tulangku; namun aku juga akan mencintai hujan karena tetesannya membersihkan semangatku. Aku akan mencitai cahaya karena terangnya menunjukkan jalan; namun aku juga akan mencintai kegelapan karena kelamnya menunjukan bintang-bintang. Aku akan menyambut kegembiraan karena melapangkan hatiku; namun aku juga akan memikul kesedihan karena bebannya membukakan jiwaku. Aku akan mengakui penghargaan karena itu adalah hakku; namun aku juga akan menyambut segala rintangan karena itu adalah tantanganku.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku.
Dan bagaimana aku akan berkata-kata? Aku akan menyanjung musuh-musuhku dan mereka akan menjadi teman-temanku; aku akan mendukung teman-temanku dan mereka akan menjadi saudara-saudaraku. Aku akan selalu menggali alasan untuk menyanjung; aku tidak akan pernah melukai mereka hanya untuk bergosip. Saat aku tergoda untuk mencela, aku akan menggigit lidahku; saat aku akan memuji, aku akan berteriak dari atas atap-atap.
Tidakkah burung-burung, angin, laut dan seluruh alam berbicara dengan irama pujian bagi penciptanya? Tidakkah aku dapat berbicara serupa kepada umatnya? Mulai dari sekarang aku akan mengingat rahasia ini dan aku akan merubah hidupku.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku.
Dan bagaimana aku akan bertindak? Aku akan mencintai gaya seluruh manusia karena setiap mereka memiliki kualitas untuk dikagumi walaupun mungkin tersembunyi. Dengan cinta aku akan merobek dinding kecurigan dan kebencian yang telah mereka bangun di sekeliling hatinya dan di tempatnya aku akan membangun jembatan-jembatan sehingga cintaku apat memasuk jiwa-jiwa mereka.
Aku akan mencintai orang-orang yang ambisius karena mereka dapat menginspirasiku; aku akan mencintai kegagalan karena dapat mengajariku. Aku akan mencintai para raja karena mereka tetap manusia; aku akan mencintai orang-orang yang lembut hati karena mereka adalah orang-orang suci. Aku akan mencinta mereka yang kaya karena meskipun begitu mereka kesepian; aku akan mencintai orang-orang miskin karena mereka begitu banyak. Aku akan mencintai orang muda karena keyakinan yang mereka genggam; aku akan mencintai orang tua karena kearifan yang mereka bagikan. Akan mencintai mereka yang cantik karena mata mereka yang penuh kesedihan; aku akan mencintai mereka yang buruk rupa karena jiwa mereka yang tenang.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku.
Namun bagaimana aku akan bereaksi atas tindakan orang lain? Dengan cinta. Karena seperti cinta yang menjadi senjaaku untuk membuka hati manusia, cinta juga adalah perisaiku untuk memukul mundur anak-anak panah kebencian dan lembing-lembing kemurkaan. Kemalangan dan keputus asaan akan menerpa perisaiku dan berubah menjadi tetesan hujan terlembut. Perisaiku akan melindungiku di pasar-pasar dan menopangku saat aku dalam kesendirian. Perisaiku akan menggembirakanku saat aku dalam keputus asan namun juga akan menenangkanku saat aku dalam kegembiraan yang meluap. Aku akan menjadi lebih kuat dan lebih protektif sampai suatu hari aku akan mengesampingkannya dan berjalan tenpa beban diantara manusia, dan saat aku melakukannya, namaku akan terpampang tinggi di atas piramida kehidupan.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku
Dan bagaimana aku dapat menghadapi setiap orang yang aku temui? Hanya dalam satu cara. Dalam keheningan dan pada diriku aku akan menyapanya dan berkata Aku Cinta Kamu. Walupun terucap dalam keheningan, kata-kata ini akan bersinar dalam sepasang mataku, tiada mengerutkan keningku, membawa senyuman ke bibirku, dan bergema dalam suaraku; kemudian hatinya akan terbuka. Dan siapakah di sana yang akan berkata tidak pada kebaikanku saat hatinya merasakan cintaku.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku
Di atas segalanya, aku akan mencintai diriku. Karena saat aku melakukannya aku akan mengamati dengan bersemangat semua hal yang masuk ke dalam tubuhku, pikiranku, jiwaku, dan hatiku. Aku tidak akan pernah menuruti kehendak tubuhku, aku akan menghargai tubuhku dengan kebersihan dan sikap tidak berlebihan. Aku tidak akan pernah membiarkan pikiranku untuk tertarik pada pikiran busuk dan keputus asaan, aku akan meninggikannya dengan pengetahuan dan kearifan. Aku tidak akan pernah membiarkan jiwaku merasakan puas diri, aku akan mengisinya dengan meditasi dan doa. Tidak akan pernah membiarkan diriku berkecil hati, aku akan membaginya dan hatiku akan tumbuh dan menghangatkan dunia.

Aku akan menyambut hari ini dengan cinta di hatiku
Mulai dari sekarang aku akan mencintai seluruh umat manusia. Mulai saat ini seluruh kebencian terlepas dari nadiku karena aku tidak mempunyai waktu untuk membenci. Aku hanya mempunyai waktu untuk mencinta. Mulai saat ini aku akan mengambil langkah pertama yang diperlukan untuk menjadi seorang manusia di tengah manusia yang lain. Dengan cinta aku akan menaikkan penjualanku, seratus kali dan menjadi salesman terhebat. Jika aku tidak memiliki kualitas yang lain, aku dapat berhasil hanya dengan cinta. Tanpa cinta aku akan gagal meskipun aku memiliki seluruh pengetahuan dan keterampilan dunia.

Aku akan memulai hari ini dengan cinta, dan aku akan berhasil.


http://eliyati.wordpress.com/

The Power Of Relationship: Tempat Kita Berbagi dan Saling Mempedulikan

Sumber: http://eliyati.wordpress.com/

Apakah arti sebuah kesuksesan, kalau kita tidak mempunyai seseorang tempat kita berbagi kesuksesan tersebut? Sungguh emosi yang paling kita dambakan adalah rasa ‘terhubung’ dengan jiwa-jiwa sesama.

Berikut ini 6 kunci pokok yang berharga dalam sebuah hubungan, apapun itu bentuk hubungannya.
1. Kalau kita tidak tahu ‘nilai-nilai’ dan aturan aturan pribadi dengan siapa kita menjalin hubungan, bersiap-siaplah mengalami ‘kepedihan’. Orang bisa saling mengasihi, tapi karena alasan apa seseorang secara konsisten melanggar aturan orang yang mereka pedulikan, akan terjadi kekecewaan dan stress dalam hubungan tersebut. Ingatlah, setiap kekecewaan anda pada orang lain, sebenarnya adalah karena dilanggarnya suatu aturan. Dan ketika orang berhubungan satu sama lain, pasti ada aturan yang berbenturan. Dengan mengetahui aturan seseorang, kita bisa mengatasi tantangan- tantangan lebih dahulu.
2. Tantangan terbesar dalam suatu hubungan berasal dari fakta bahwa kebanyakan seseorang memasuki suatu hubungan itu untuk MENDAPATKAN sesuatu. Mereka berusaha mencari seseorang yang akan membuat mereka senang dan bahagia. Kenyataannya: Satu-satunya cara suatu hubungan akan langgeng adalah kalau kita memandang hubungan tersebut sebagai tempat untuk MEMBERI bukan tempat untuk MENGAMBIL.
3. Seperti apapun juga dalam kehidupan ini agar suatu hubungan terpupuk, ada hal- hal tertentu yang harus diupayakan. Ada hal tertentu yang harus kita waspadai. Ada sinyal tertentu dalam hubungan anda yang dapat memberi tahu bahwa anda perlu menangani masalah dengan SEGERA sebelum menjadi lepas kendali.
4. Jadikan hubungan hubungan kita sebagai salah satu prioritas tertinggi dalam kehidupan kita, kalau tidak hubungan kita akan dikalahkan oleh hal- hal yang mendesak dalam keseharian kita. Secara bertahap, tingkatan intensitas emosional dan gairahnya akan hilang. Jangan sampai karena kita TERLALU mengenal pasangan kita, kita kehilangan ‘greget’ , jangan kita membiarkan gairah kita pudar karena kebiasaan.
5. Fokuskan setiap harinya untuk menjadikan hubungan kita lebih baik. Harus kita ingat bahwa apapun yang menjadi fokus kita itulah yang akan kita alami.
6. Setiap harinya ASOSIASIKANLAH diri kembali dengan apa yang Anda sukai dari pasangan Anda itu. Kuatkanlah perasaan terhubungkan dengan pasangan kita tersebut dengan secara konsisten menanyakan, “Bagaimana saya bisa demikian beruntung ya, berjumpa denganmu? Asosiasikan diri sepenuhnya dengan dengan kehormatan membagikan kehidupan anda dengannya; rasakan intensitas kenikmatannya, dan teruslah menanamkan itu dalam sistem syaraf anda. Jangan pernah berhenti mencari cara- cara baru untuk saling memberi kejutan. Kalau tidak, segala sesuatunya akan terasa sudah ‘biasa’ dan tidak lagi anda istimewakan. Jadi temukanlah dan ciptakanlah momen-momen istimewa yang dapat menjadikan hubungan anda suatu model peran- yang legendaris!

Bangka 16 Mei 2009, terinspirasi dari training ‘Unleash the Power Within’ oleh Anthony Robbins di Kuala Lumpur

Meta Program

oleh: Eliyati Bahri, Trainer & Motivator, http://eliyati.wordpress.com

Pernahkah kita dalam suatu kesempatan menceritakan kisah motivasional, pada sebuah acara training atau ceramah: Yang satu akan terpukau sementara yang lain merasa bosan setengah mati. Atau kita menyampaikan lelucon, yang satu tertawa terbahak-bahak sementara yang lain tidak bergeming sedikitpun. Mengapa orang bereaksi demikian berbeda terhadap pesan yang sama?

Dari sini kita tahu ternyata setiap orang mendengarkan dengan bahasa mental yang berbeda. Yang satu melihat gelasnya separuh ‘kosong’ sementara yang lain melihat gelasnya separuh ‘penuh’. Kalau kita berbicara kepada seseorang dengan ‘kunci’ yang tepat, kita bisa melakukan apapun. Kalau kita menggunakan kunci yang keliru kita tidak bisa melakukan apapun.

Dari sini kita memahami anjuran Al Qur’an agar kita berbicara kepada seseorang dengan ‘Kalimatun Sawa’ atau itulah mengapa setiap Rosul diutus dengan menggunakan ‘bahasa kaumnya’. Kalau kita ingin menjadi ahli yang meyakinkan, komunikator yang handal, baik dalam kehidupan pribadi maupun bisnis, kita harus tahu bagaimana caranya menemukan kunci yang tepat. Jalannya adalah lewat META PROGRAM.

Meta program adalah kunci cara seseorang memproses informasi. Meta program adalah program- program internal yang kita gunakan dalam memperhatikan atau memutuskan apa. Apakah informasi yang kita terima akan kita distorsikan, kita hapuskan atau kita generalisakan karena pikiran sadar kita tidak bisa memperhatikan sekian banyak informasi sekaligus.

Inilah Meta Program tersebut:

1. Kecenderungan Mendekati atau Menjauhi.

Semua perilaku manusia berkisar di seputar desakan untuk mendapatkan kesenangan dan menghindari kepedihan. Ada orang yang cenderung enerjik, pengambil resiko yang sangat ingin tahu, mungkin merasa leluasa, tertantang, adrenalinnya meningkat ketika mendekati sesuatu yang membangkitkan semangat mereka. Sebaliknya, ada orang yang cenderung hati-hati, curigaan, melindungi diri, ia memandang dunia ini sebagai tempat yang penuh resiko dan ancaman, ia cenderung mengambil tindakan menjauhi hal-hal yang berbahaya.

Coba tanyakan, apakah yang diinginkan dalam suatu relationship-atau rumah, atau kendaraan, pekerjaan atau hal yang lainnya. Perhatikan jawabannya: Apakah menjelaskan yang mereka inginkan atau justeru yang tidak mereka inginkan. Apakah arti informasi ini? Segalanya. Kalau anda seorang pengusaha yang menjual sebuah produk, anda bisa mempromosikannya dengan dua cara, dengan apa yang bisa dilakukan oleh produk tersebut dan apa yang tidak dilakukan oleh produk tersebut. Misalnya mobil, anda bisa menekankan bahwa kecepatannya tinggi, interiornya bagus, bentuknya menarik dan seksi, atau anda bisa menekankan: bahan bakarnya irit, biaya perawatannya murah atau sangat- sangat safety dalam kecelakan.

Strategi yang digunakan tergantung sepenuhnya pada strategi orang dengan siapa anda berurusan. Demikian pula halnya dalam urusan pribadi. Misal dalam memotivasi anak agar tekun belajar, kita bisa katakan padanya: “Ayo nak yang rajin belajar! Kalau tidak nanti kamu nggak bisa masuk perguruan tinggi yang baik!” Atau kita katakan, ” Lihat tuh si A, enggak mau belajar makanya dikeluarkan dari sekolah, seumur hidup paling cuma bisa. Jadi petugas pompa bensin!”. Seberapa efektifkah strategi tersebut? Ya tergantung kepada anaknya, apakah ia kecenderungannya mendekat atau menjauh?

2. Berhubungan dengan kerangka acuan Eksternal dan Internal.

Coba tanyakan kepada seseorang, “Bagaimana ia tahu kalau kerjanya bagus?” Bagi sementara orang, buktinya dari luar: Bosnya menepuk punggungnya dan mengatakan hasil kerjanya bagus. Bonusnya dinaikkan atau dapat penghargaan sebagai karyawan teladan dsb. Bagi yang lain buktinya berasal dari dalam, “Pokoknya saya tahu hasil kerja saya bagus”. Katakanlah misalnya seorang arsitek, walaupun bisa merancang gedung dan memenangkan berbagai macam penghargaan arsitektur, kalau ia tidak merasakannya sebagai hal yang istimewa, dukungan dari luar sebesar apapun tidak akan meyakinkannya demikian.

3. Melibatkan Penyortiran Demi Diri Sendiri atau Orang Lain.

Ada orang yang memandang interaksi manusia itu terutama dari sudut, “Apa untungnya buat saya”. Ada juga yang dari sudut apa yang bisa diperbuat bagi diri sendiri maupun sesama. Tentu orang tidaklah selalu jatuh pada ekstrem yang satu atau yang lain. Hal ini lebih kepada kecenderungan seseorang. Dalam proses perekrutan pagawai misalnya, tidakkah kita ingin tahu dimana posisi sang calon dalam hal ini? Bagaimana bisa mencocokkan jabatan dengan orang yang tepat dalam hal keterampilan yang dibutuhkan, kemampuan belajar dan strategi intertnalnya. Kalau untuk auditor mungkin sebaiknya merekrut orang yg menyortir demi diri sendiri, tapi tentu saja enggak cocok untuk customer servis atau frontliner, misalnya. Enggak juga untuk pekerja sosial, Dokter dll.

4. Melibatkan kecenderungan mencocokkan dan tidak mencocokkan.

Ada orang yang menanggapi dunia dengan menemukan kesamaan. Mereka melihat segalanya, dan mereka melihat kesamaannya. Ini termasuk yang cenderung mencocokkan. Ada juga orang yang cenderung melihat segala sesuatunya dari segi perbedaannya. Untuk mengetahuinya cobalah tanyakan hubungan antara berbagai objek atau situasi, lalu perhatikan apakah fokus pada kesamaannya atau perbedaannya.

5. Melibatkan apa yang dibutuhkan untuk meyakinkan seseorang akan sesuatu.

Untuk mengetahuinya kita harus terlebih dahulu menemukan landasan sensorik apa yang dibutuhkan untuk menjadi yakin, lalu harus menemukan juga seberapa sering ia harus menerima stimuli tersebut untuk mejadi yakin. Untuk menemukan metaprogram seseorang dalam hal ini cobalah tanyakan, “Bagaimana anda tahu kalau seseorang itu pandai dalam pekerjaannya? Apakah anda harus:

* Melihatnya dan mengamati pekerjaannya?
* Mendengar tentang seberapa baik pekerjaannya?
* Mengerjakan bersamanya?
* Membaca tentang kemampuannya? Jawabanya bisa saja kombinasi dari
beberapa hal di atas.

Pertanyaan berikutnya, seberapa seringkah seseorang harus mendemonstrasikan bahwa ia baik sebelum anda yakin? Ada 4 jawaban yang mungkin:

* Langsung (sekali saja sudah yakin)
* Beberapa kali (2 atau lebih)
* Setelah beberapa lama (beberapa minggu, bulan atau tahun)
* Secara konsisten (artinya setiap kali ia harus baik
mendemonstrasikannya)

6. Kemungkinan Versus Keperluan.

Tanyakanlah pada seseorang, mengapa ia bekerja di perusahaannya yang sekarang, mengapa ia membeli rumahnya yang sekarang, dll. Ada orang yang termotivasi karena keperluan, mereka melakukan sesuatui karena harus. Bukan karena suka. Mereka bukan mencari berbagai pengalaman. Mereka jalani kehidupan mereka dengan menggunakan apa yang ada.

Ada juga yang termotivasi untuk mencari berbagai kemungkinan. Mereka lebih termotivasi ole apa yang INGIN mereka kerjakan daripada yang HARUS mereka kerjakan. Mereka mencari pilihan-pilihan, pengalaman-pengalaman, jalan-jalan. Seandainya anda seorang pemberi kerja, tipe orang yang seperti apa yang akan anda rekrut?

7. Gaya Kerja Seseorang.

Semua orang mempunyai strateginya sendiri dalam bekerja. Ada orang yang tidak senang kecuali dirinya mandiri, kesulitan bekerja dekat-dekat dengan sesamanya dan tidak bisa bekerja dibawah pengawasan yang ketat. Ada juga seseorang yang berfungsi paling baik sebagai bagian dari kelompok, ia menyukai kerja team, ini yang disebut kooperatif.

 
Prima Insan Cita. Design by Wpthemedesigner. Converted To Blogger Template By Anshul Tested by Blogger Templates.